Parapuan.co - Nama selebgram asal Malang, Jawa Timur, Emy Aghnia atau Aghnia Punjabi tengah naik sebab kasus penganiayaan yang menimpa anaknya.
Anak Emy Aghnia menjadi korban kekerasan oleh suster saat ditinggal bekerja, hingga korban mengalami beberapa luka di bagian kepala.
Emy Aghnia pun membagikan foto anaknya yang menjadi korban kekerasan, beserta video rekaman kamera pengawas (CCTV) yang ada di kamar sang buah hati melalui akun Instagram @emyaghnia.
Foto-foto yang menampilkan anak Emy Aghnia penuh luka dan lebam di area kepala pun tersebar di internet, netizen pun turut membagikannya di media sosial masing-masing.
Namun, tahukah Kawan Puan bahwa sebenarnya foto-foto maupun video yang menampilkan wajah anak korban kekerasan seharusnya tidak disebarluaskan ke media sosial?
"Niatnya adalah meminta orang-orang di media sosial agar menjaga anak-anak ataupun diri mereka, tetapi yang terjadi malah si pengunggah konten menjadi penyebar kekerasan visual," ungkap Rose Mini, psikolog anak dari Universitas Indonesia, melansir Parapuan.co.
Rose Mini mengatakan bahwa ada beberapa pemicu utama netizen menyebarluaskan foto anak korban kekerasan, yakni sifat manusia yang selalu ingin menjadi yang pertama.
Orang ingin menjadi yang pertama dalam mengetahui, menyebarkan informasi, serta berkomentar. Alhasil, hal tersebut mengakibatkan netizen tidak bijak saat memilih dan memilah informasi untuk disebarkan.
Dengan kata lain, menyebarkan foto anak korban kekerasan terkadang cenderung bermotif sensasional ketimbang keinginan untuk mengingatkan.
Baca Juga: Orang Tua Perlu Tahu 5 Etika sebelum Unggah Foto Anak di Medsos
Ia pun menyarankan apabila berniat mengimbau masyarakat agar berhati-hati dalam melindungi anak, netizen cukup melakukannya dengan mengunggah pesan.
Rose Mini juga mengingatkan agar tidak mengunggah foto anak karena lucu dan menggemaskan karena bisa berbahaya, memicu predator yang mengancam anak.